Prasasti Meja Tulis mungkin sudah tidak asing bagi beberapa pelajar disekolah. Ini merupakan istilah untuk coretan-coretan dimeja tulis kelas yang terbuat dari kayu. Vandalisme ini berdampak negatif bukan hanya untuk keindahan ruang kelas, tetapi juga kualitas pendidikan disekolah itu sendiri. Mengapa dmeikian?
Setelah saya teliti, ternyata hampir semua vandalisme yang disebut prasasti meja tulis ini mengandung curhat-curhat, cemoohan, penghujatan, hingga contekan. Yang paling akhir merupakan hal yang paling menakutkan! Contekan ini terkadang sulit diketahui oleh para guru karena siswa bisa saja menutupinya dengan kertas atau buku. Prasasti ini harus segera diberantas agar kualitas pendidikan dapat ditingkatkan.
Tetapi, tahukah anda hal apa yang turut saya temukan ketika menelaah tiap prasasti meja tulis? Beberapa kali saya menemukan tulisan-tulisan curhat berupa puisi. Puisi ini justru terasa lebih bagus dari puisi-puisi dimajalah dinding. Karena tiap tulisan bisa bersifat anonim, maka meja tulis kerap kali menjadi pelarian para siswa untuk mengungkapkan isi hatinya, jika mereka sulit mengungkapkannya. Untuk itu, solusi sangat diperlukan untuk menampung tulisan-tulisan indah dalam vandalisme prasasti meja tulis ini.
Seni sastra disekolah sudah tidak dapat dipungkiri peranannya. Dalam tiap pengajaran, tidak akan menarik bila guru tidak mencetuskan kata bijak atau kata mutiara. Pemanfaatan seni ini sangat bermanfaat, begitupun puisi yang ada pada meja tulis. Cara yang dapat dilakukan adalah dnegan menyediakan penampungan aspirasi siswa atas apa yang ingin mereka keluarkan, sehingga vandalisme dapat sedikit teratasi dan cara kedua untuk mengurangi vandalisme ini adalah dengan mengganti meja kayu dengan meja white board sehingga coretan pulpen akan segera disadari oleh para guru.
Bukan hanya prasasti meja tulis yang harus diwaspadai oleh guru, tetapi juga tatto telapak tangan. Siswa siswi disekolah memang seolah tak pernah kehabisan cara untuk menuliskan apa yang ingin mereka tulis. Baik itu seni, maupun sandi. Rumus-rumus terkadang dituliskan ditelapak tangan para pelajar agar dapat mencontek saat ulangan. Karena itu, waspadalah pada vandalisme meja tuis dan tangan karena itu hanya akan memperbodoh generasi muda sekarang ini!!!
4 comments:
yoi....bener banget!!! hahaha...
haduh.....aku termasuk orang suka corat coret di meja....hehe...B-)
tapi kalo meja kayu di genti ke meja white board...hm...berabe lagi deh kayaknya...biayanya cuy...beuh...!!!! hehe....(cuma komen aja...)
@ rock and roll
wah.. pengakuan yang menggemparkan! hehehe
yap! tepat sekali. Memang salah satu kendala dalam menghadapi masalah ini adalah, lamanya proses perbaikan serta tingginya biaya penggantian fasilitas sekolah dari meja kayu ke meja white board. Selain itu, ada beberapa hal selain meja yang menurut saya sebaiknya juga diganti loh! White board itu menggunakan spidol sebagai alat tulisnya.
Terkadang, kita mencium bau yang menyengat dari spidol itu, benar? Kalau tidak salah, spidol itu berbahaya jika sampai terhirup lama begitu! Efeknya bisa seperti lem aibon mungkin... jadi lebih baik papan tulis (diluar negeri juga gitu..). Selain itu, papan tulis yang baik itu berwarna hijau, karena warna itu baik untuk penglihatan manusia.
beuh....guh!! bahasanya keren!! sesuai EYD...hehehe
emang bau.
oh....papan tulis kaya di tempat kuliah??
@ rock and roll
mungkin juga.. tapi yang pasti (pernah saya rasakan) di SD. Di SD itu, pake papan yang alat tulisnya kapur, emang berdebu, tapi tidak menyebabkan hal yang lebih buruk dari bau spidol mungkin..
Biar nanti saya buat artikel lain, pentingnya teknologi kesehatan dalam KBM (Kegiatan Belajar Mengajar)
Posting Komentar
Takkan ada kemajuan tanpa komentar..
Mohon komentarnya :D