Siswa jangan main game, siapa bilang?

Game atau dalam bahasa Indonesia Permainan merupakan suatu hiburan alternatif yang dapat dimainkan oleh anak-anak bahwak orang dewasa sekarang ini. Game juga metupakan hasil perkembangan teknologi yang terkadang menjadi buah bibir hingga hobi seseorang, seperti ragnarok, warcraft, Blank Point atau Ayo dance. Beragam jenis permainan kini dapat diakses melalui internet dari mana saja, kapan saja. Lalu, apakah asumsi bahwa pelajar yang suka bermain-game itu kurang baik???

Selama ini, permainan diidentikkan sebagai suatu cara mengisi waktu jeda yang dekat dengan kemalasan. Saya rasa, hal itu tidaklah benar. Mengapa saya berpikir demikian? Dasar pemikiran saya adalah bahwa pada kenyataannya semua permainan memerlukan pemikiran pemainnya. Dengan game, otak pemain dapat terasah, bukan hanya dibidang pelajaran bahasa Inggris (karena sebagian besar game menggunakan bahasa Inggris) tetapi juga dibidang eksak bahkan IQ, EQ dan SQ. Dalam berbagai permainan, seorang pemain dapat berkomunikasi dengan pemain lain melalui Internet. Tentu saja hal ini dapat dijadikan sebuah media pembelajaran bahasa asing, karena diinternet bukan hanya ada masyarakat Indoneisa, tetapi ada pula warga negara asing seperti Inggris, Amerika dan Jerman.

Selain game online (game yang hanya dapat dimainkan apabila terkoneksi dengan Internet) ada pula game off line (permainan yang dapat dimainkan tanpa perlu terhubung dengan Internet). Kedua jenis permainan ini tidak begitu berbeda dalam permainannya, tetapi berbeda pada sosialisasi antar pemain. Pada permainan online pemain dapat bersosialisasi lewat Internet sedangkan pada permainan offline tidak. Lalu, apakah itu berarti permainan offline tidak memiliki manfaat??? Itu tidaklah benar.

Beberapa permainan offline memiliki sistematika game yang lebih baik dan kompleks dibandingkan game online. Beberapa contoh game offline adalah The Sims dan Spore. Kedua permainan ini memang dapat dimainkan secara online, tapi dapat pula dimainkan secara offline. Ketika dimainkan secara offline, game ini tetap memiliki sejuta manfaat. Bahasa pengantar yang ada adalah bahasa Inggris, dengan bahasa pengantar game ini, maka para pemain dapat dipacu untuk mempelajari bahasa Inggris lebih dalam lagi. Selain itu, dalam game the sims, pemain belajar untuk mengatur hidup dan kehidupannya sendiri. Mulai adri bangun tidur, hingga tidur kembali dimalam hari, melakukan pekerjaan, belajar serta menambah kemampuan terapan. Dalam game ini turut pula diselipkan cara berkomunikasi dengan teman-teman baik sebaya, lebih muda maupun lebih tua. Lalu, apakah pelajar masih tidak boleh main game?

Apabila dilihat dari segi manfaat, game memiliki berjuta manfaat seperti yang telah dibahas, seperti mengasah kemampuan berbahasa asing, belajar mengatur kehidupan, dll. Lalu, apakah game dapat dimanfaatkan diskeolah? Jawabnya tentu saja. Game dpata dijadikan sebagai media pembelajaran bahasa asing, serta bimbingan konseling. Selain itu, game dapat dijadikan sarana peningkatan IQ, EQ dan SQ pelajar melalui beragam fitur yang ada didalamnya. Game juga mampu membangun kemampuan taktis pemainnya. Dan adakah dampak negatif dari game? Tentunya tidak ada yang sempurna didunia ini, termasuk game. Game memiliki beberapa sisi negatif apabila dimainkan secara berlebihan hingga lupa waktu. Beberapa sisi negatif tersebut adalah mengganggu aktivitas sehari-hari, mengganggu pelajaran disekolah, mengganggu sosialisasi secara langsung dengan lingkungan sekitar karena terbiasa berkomunikasi lewat komputer serta merusak mata. Jadi, apa pelajar tidak boleh bermain game? tentu BOLEH selama itu dalam batas kewajaran dan tidak mengganggu aktivitas keseharian seperti Sekolah.