Sabtu, 13 Maret 2010

Belajar diRumah Sakit itu Asyik!!


Sebelumnya, telah dibahas sistem pernapasan dan perjalanan udara. Hal tersebut mungking bagi beberapa siswa hanya dipelajari dikelas, Pelajaran Biologi. Sebenarnya menurut saya, kegiatan belajar, dapat dilakukan dimana saja. Seperti dikelas, dilorong sekolah, perpustakaan, Laboratorium bahkan tempat lainnya. Lalu, apakah kita dapat belajar diRumah Sakit? Menurut siswa SMAN 3 belajar diRumah Sakit mengasyikan lho!

Sukabumi, 13 Maret 2010. Siswa-siswi SMAN 3 Kota Sukabumi melakukan pembelajaran mengenai beragam alat kesehatan disebuah rumah sakit swasta, yakni ASSYIFA Kota Sukabumi. Pembelajaran dilakukan pada waktu yang telah disepakati sebelumnya.

Prosedur untuk mengadakan pembelajaran dirumah sakit dimulai dari permohonan izin untuyk melakukan pengamatan atau pembelajarn dirumah sakit terkait. Permohonan dapat dilakukan dengan memberikan sebuah surat permohonan izin dari sekolah yang ditandatangani Kepala Sekolah dan Guru Mata Pelajaran, ataupun dengan mengirimkan sebuah Proposal.

Setelah itu, pelajar membuat kesepakatan dengan pihak Rumah Sakit untuk mengatur waktu dan tempat pembelajaran. Kemudian, pembelajaran dilakukan!!

Awalnya, beberapa siswa SMAN 3 Kota Sukabumi merasa pembelajaran ini tidak akan lebih dari sekedar pembicaraan yang tidak menarik. Tetapi, semua berubah ketika mereka memulai pembelajaran. Tujuan mereka adalah mempelajari alat-alat rumah sakit, yang merupakan hasil perkembangan teknologi untuk membantu penanganan gangguan pernapasan.

Pembicara dari pihak Rumah Sakit menjelaskan beragam hal mengenai alat-alat yang ada diRumah sakit. Mohamad Teguh, salah seorang siswa menyatakan bahwa kegiatan ini amat mengasyikan dan membuat pelajar menjadi lebih paham akan alat bantu pernapasan yang selama ini hanya dapat dipelajari melalui gambar-gambar.

Beberapa alat bantu yang dipresentasikan serta dipraktekkan (pencontohan penggunaan) adalah sebagai berikut :

1. Amubag


Amubag merupakan alat bantu pernapasan, untuk mensuplai Oksigen keparu-paru paisen. Amubag biasa digunakan sebagai tindakan resusitasi (penanganan pasien gagal napas, seperti jantung lemah, denyut sedikit, sulit bernapas). Amubag terbagi menjadi 3 jenis, disesuaikan dengan ukuran paru-paru pasien yakni Amubag Bayi, Anak dan Dewasa. Amubag Bayi dapat mensuplai Oksigen sekitar 0.5 Liter, sedangkan Dewasa sekitar 2 Liter.

Cara penggunaan :
1. Pasang amubag secara triple manufer (2 jari mengangkat dagu, 1 jari menahan amubag dihidung) sehingga   posisi pasien ekstensi (Kepala lebih rendah). Bagian 2 sudut untuk dagu, 1 sudut dibagian hidung.
2. Menghubungkan Amubag dengan tabung Oksigen menggunakan selang Oksigen.
3. Mengatur debit Oksigen dengan regulator ditabung.
4. Menggunakan Oksigen dengan meremas bagian tabung.
5. Untuk membuktikan bahwa resusitasi berhasil, maka dipasang semacam balon diujung lain Amubag.

Triple Manufer

2. Tabung Oksigen + Regulator



Untuk mensuplai Oksigen, tentu diperlukan tempat Oksigen. Tempat Oksigen disimpan sebelum disuplaikan adalah tabung Oksigen. Untuk menjaga kelembaban saluran pernapasan (tidak kering) ketika disuplai Oksigen, maka diperlukan Regulator. Regulator mengatur debut air yang disuplai dan menjaga kelembaban dengan memberikan uap air.

Oksigen dari tabung disalurkan melalui selang Oksigen yang selanjutnya dihubungkan ke saluran pernapasan (lewat hidung) ataupun ke alat lain sebelum ke saluran pernapasan, seperti Amubag.

3. ETT (Endotracheal Tube)



Apabila pasien tidak sadar, maka digunakan ETT. ETT mampu mensuplai Oksigen kedalam paru-paru dengan dimasukkan hingga trakea. ETT dimasukkan kedalam tubuh melalui mulut, hingga trakea. Lalu balon diisi udara, sehingga trakea tertutup. jadi, jika pasien tiba-tiba muntah karena baru makan, maka tidak akan masuk ke paru. Untuk memasukkan ETT, mulut perlu dibuka dengan Laringoscope. Setelah dimasukkan, agar ETT tidak tergigit oleh paisien, digunakan Mayo, penahan mulut. Jadi, suplai Oksiden tidak akan terganggu. Laringospcope juga berfungsi untuk mengatur letak lidah, memberi jalan ETT masuk serta mengatur Epiglotis. Setelah semua tahap dilakukan, maka ETT yang diluar dan selah ditempel ke pasien dengan plester.

Penggunaan ETT pada seseorang berleher normal, ujungnya dibibir. Penggunaan ETT tidak boleh terlalu dalam, karena dapat menyebabkan ketidak seimbangan kerja antara Paru kanan dan kiri. Kecuali untuk yang mengalami gangguan paru, yang terganggu ditutup dengan balon, jadi ETTnya bercabang.



ETT ada 2 jenis, ETT biasa dan ETT spiral. ETT spiral bersifat lentur dan tidak menutup saluran udara walau melekuk, sedangkan ETT biasa menghambat saluran suplai Oksigen jika melekuk. Untuk memasukkan ETT, digunakan alat bantu didalam ETT sebelum dihubungkan dengan Oksigen, yakni Mandrin.

ETT yang telah digunakan, harus disterillkan sebelum kembali dipakai. Dapat disterillkan dengan direndam cairan khusus.

Setelah mempelajari beberapa jenis alat bantu pernapasan, menurut rencana kegiatan ini akan dilanjutkan pada hari senin, 15 Maret 2010 untuk membahas beberapa jenis alat pernapasan lain dan beberapa alat bantu pencernaan. Terimakasih Rumah Sakit islam Assyifa Kota Sukabumi, yang telah memperkenankan siswa-siswi SMAN 3 Kota Sukabumi untuk belajar diluar sekolah!! n_n


1 comments:

fianha mengatakan...

thanks,, lbih bnyk lgi donk alatx

Posting Komentar

Takkan ada kemajuan tanpa komentar..
Mohon komentarnya :D

Seberkas Untaian Kata

Hidup lebih dari sekedar keabu-abuan dari 2 sisi kehidupan, hitam dan putih. Tetapi hidup ini bagaikan spektrum cahaya yang memiliki jutaan warna dan arti. Karena itu sykurilah apa yang menjadi hadiah bagimu. Pepatah mengatakan kemarin adalah sejarah, esok adalah tanda tanya dan hari ini adalah hadiah, karena itu disebut present (dari present tense)

Share & Enjoy

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More