Senin, 27 Desember 2010

Perubahan Iklim dalam Lensa Pelajar



Perubahan Iklim dalam Lensa Pelajar
Mohamad Teguh Gumelar

Pemanasan global atau sering dikenal global warming tentulah bukan sekedar dongeng lisan, tetapi merupakan gejala alam yang nyata dan mendunia. Global warming yang muncul sebagian besar sebagai akibat ketidakarifan manusia dalam menggunakan sumber daya alam kini mengakibatkan perubahan iklim global atau dalam bahasa Inggris disebut Climate Change. Telah terselenggara banyak sekali konferensi dan diskusi yang membahas cara-cara penanggulangan serta pencegahan akibat yang lebih fatal, seperti Konferensi Perubahan Iklim di Bali, pada tahun 2007. Tetapi tentu saja semua itu tidak bermanfaat bila manusia sebagai penghuni bumi ini tak melakukan perubahan yang mendasar.

Perubahan iklim bagi saya merupakan sebuah ancaman yang sangat besar, bencana nyata yang sedang membayangi dunia. Tentu saja hal tersebut harus ditanggapi dengan serius dan secara gotong royong sehingga bumi dapat tetap bertahan menopang kehidupan manusia. Mungkin sebelum melakukan hal-hal besar ada baiknya kita memulai dengan hal-hal kecil yang kadang terlewatkan, seperti kedisiplinan diri sendiri. Berbagai artikel menyatakan bahwa perubahan iklim serta global warming dapat diminimalisir dampaknya dengan mengurangi emisi gas serta penggunaan kantong plastik. Tapi jika saya perhatikan di lingkungan tempat tinggal saya, masih banyak warga yang lebih memilih menggunakan kendaraan bermotor  dari pada berjalan kaki  menuju tempat yang berjarak cukup dekat (kira-kira 300-400 meter). Selain itu, penggunaan kendaraan pribadi semakin memperparah kondisi lalu lintas sehingga kemacetan banyak terjadi, bahkan banyak pelajar menggunakan kendaraan bermotor ke sekolah meski jarak rumah dan sekolah cukup dekat. Beberapa mobil bahkan hanya ditumpangi 1 atau 2 orang saja. Dalam hal ini, saya rasa penggunaan mobil jemputan sekolah atau angkutan umum dapat menjadi jalan keluar yang cukup efektif dalam mengurangi baik emisi gas maupun kemacetan, karena pada dasarnya kemacetan menyebabkan emisi gas yang lebih besar bukan? Mungkin  satu lagi jalan keluar dengan mengadakan sebuah wacana oleh sekolah-sekolah berbudaya lingkungan  (SBL) yakni satu hari hijau dalam satu minggu sehingga pada hari tersebut para pelajar, guru serta staff sekolah dilarang membawa kendaraan pribadi menuju sekolah (hanya dengan berjalan kaki/menaiki kendaraan umum).

Sejauh ini belum begitu besar dampak yang saya rasakan akibat dari perubahan iklim, tapi memang terjadi beberapa gejala cuaca yang saya anggap cukup "aneh" seperti hujan yang turun secara tiba-tiba deras dan tiba-tiba berhenti, cuaca yang sebentar cerah-sebentar mendung seperti akan turun hujan (saya jadi capek disuruh angkat-pasang jemuran sama Ibu..) serta siang hari yang lebih dingin dari biasanya dan malam hari yang membuat gerah..(aduh..aduh..susah tidur dibuatnya).

Dalam hal perubahan iklim serta global warming, saya sangat kagum pada sosok pemulung. Saya rasa kita semua perlu mencontoh mereka. Para pemulung setia memilah sampah-sampah anorganik sehingga lingkungan tidak banyak tercemar dan sampah tersebut dapat dimanfaatkan atau didaur ulang menjadi barang baru. Mungkin mereka melakukan semua itu demi kebutuhan hidup mereka, tapi tidak ada salahnya kita meniru kedisiplinan mereka dalam menjaga lingkungan sambil memenuhi kebutuhan sehari-hari. Satu hal lagi yang dapat dicontoh dari para pemulung, mereka menjadikan pekerjaan yang kita sebut menyelamatkan bumi (memilah sampah) sebagai kebutuhan sehingga terus mereka laksanakan. Begitu pun seharusnya kita, menjadikan langkah-langkah penyelamatan bumi dari perubahan iklim sebagai kebutuhan. Kini, saya sendiri mulai terbiasa untuk memilah sampah menjadi 3 golongan (organik, anorganik dan B3 (barang beracun dan berbahaya)). Hal tersebut saya dapat setelah bergabung dalam ekstrakulikuler Remaja Pecinta Lingkungan di sekolah saya selama hampir 2 tahun.

Satu hal lain yang ada dalam pikiran saya, mengapa masyarakat sekitar saya seolah tak peduli dengan perubahan iklim? Mungkin semua itu terjadi karena masyarakat belum merasakan dampak yang cukup dahsyat dari masalah global tersebut. Oleh karena itu saya merasa sebaiknya penanaman cinta alam dan takut akan perubahan iklim ditanamkan sejak dini sehingga masyarakat mau berupaya lebih dalam mencegah datangnya perubahan iklim seperti sebagian masyarakat lain yang berupaya mencegah kedatangan mahluk gaib. (Intinya, harus menanamkan bahwa perubahan iklim lebih menakutkan dari hantu hi..hi..hi..) Tapi sadar atau tidak, terkadang kepercayaan masyarakat terhadap pohon keramat menyelamatkan lingkungan juga..(karena takut, pohon-pohon tidak ditebang deh.. benar kan?)

Jadi, mari kita selamatkan bumi dari perubahan iklim yang mengancam kita. Ia adalah musuh nyata yang harus kita hadapi! Ketakutan yang harus dijawab dengan kedisiplinan dalam menjaga alam! Sekarang adalah waktu yang paling tepat untuk Bumi Hijau! Sepohon setahun, bahagia menahun :)

salam cinta bumi.

artikel terkait
Lingkungan Hidup

15 comments:

MT mengatakan...

postingan yang menarik.

Anonim mengatakan...

bagus :)

Anonim mengatakan...

bagus,,
moga bermanfaat bagi orang byk..
terutama dlm upaya penghijauan ,,

anandia's blog mengatakan...

bagus aa ,
smga jd pd sadar ya :)
ajarin hehe :D

hatifah mengatakan...

with one little action means the chain reaction., :D

M. Teguh G. mengatakan...

@MT
Makasih. Sering2 mampir :)

M. Teguh G. mengatakan...

@Anonim
Makasih, :D

M. Teguh G. mengatakan...

@Anonim
amin. ok, makasih ya! :D

M. Teguh G. mengatakan...

@nanda's blog
Makasih nanda! :) Amin. ok

M. Teguh G. mengatakan...

@hatifah
Thanks for visit.

Anonim mengatakan...

bagus banget artikerl nya...sangat menarik.....apalagi kalo pake ayat2 alqurannya yang mendukung fakta yang memang sudah di gambarkan dlm Alquran...wow..pasti lebih mantaf.....^^
tambah sukses ya..

Anonim mengatakan...

membaca seluruh blog, cukup bagus

Anonim mengatakan...

Dzieki za ciekawe informacje

M. Teguh G. mengatakan...

@Anonim2 : Terimakasih sudah mau mampir, makasih sarannya yg sangat membangun :) dzięki za wizytę :D

honey mengatakan...

makhluk yang paling bertanggung jawab merusak bumi ini adalah manusia.......

Posting Komentar

Takkan ada kemajuan tanpa komentar..
Mohon komentarnya :D

Seberkas Untaian Kata

Hidup lebih dari sekedar keabu-abuan dari 2 sisi kehidupan, hitam dan putih. Tetapi hidup ini bagaikan spektrum cahaya yang memiliki jutaan warna dan arti. Karena itu sykurilah apa yang menjadi hadiah bagimu. Pepatah mengatakan kemarin adalah sejarah, esok adalah tanda tanya dan hari ini adalah hadiah, karena itu disebut present (dari present tense)

Share & Enjoy

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More