Kamis, 19 Agustus 2010

Beri Kami Waktu..!!

Beri Kami Waktu..!!
Mohamad Teguh Gumelar
ditulis untuk mengikuti Smart Blog Competition


Kehidupan merupakan sebuah kenyataan yang terkadang sulit dihadapi. Perih serta luka yang dapat ditorehkannya begitu dalam hingga melukai semua orang. Karena itulah kita harus bersiap-siap menghadapi kehidupan nyata yang ada di depan kita, begitupun para anak di Indonesia. Lalu, seperti apa persiapan mereka?


Setiap hari belajar, belajar dan belajar. Besok ulangan, lusa UTS, lalu UAS, UN dll. Mungkin seperti itu yang ada dalam pikiran anak-anak zaman sekarang. Setiap akli saya berjalan sambil menatap anak-anak sd berangkat sekolah, saya merasa prihatin dan cukup terharu. Mengapa?

Sepertinya semua ini sudah terjadi sejak saya duduk di bangku SD (sekarang SMA). Saya melihat teman-teman saya sampai di sekolah, menggendong ransel yang lebih besar dari tubuh mereka. Kalau saya gambarkan, teman sd saya pintar-pintar semua.. (kalau aku sih pinter juga deh kayanya? Hihihi narsis abis!). Semakin menuju era modern, saya merasa pendidikan di Indonesia semakin maju. Tapi tetap ada yang mengganjal hati saya. Apa?

Saya sering melihat anak sd sedang berjalan menggendong ransel yang lebih besar dari tubuh mereka. Pulang siang hari, bahkan terkadang jam 3 sore masih jajan di pinggir jalan. Mereka tampak pintar serta cerdas. Lalu saya kembali melewati sd saya, terlihat siswa siswi sd begitu ramai berkunjung ke sana. Tapi, saya merasa sedih. Dari pandangan saya, siswa siswi sd sekarang lebih cerdas dari pada di jaman saya. Mereka lebih pintar dan wawasannya lebih luas. Tas yang mereka bawa lebih besar dan tempat bimbingan belajar lebih menjamur di kota saya.

Apa artinya? Saya mengartikan secara pribadi bahwa siswa sd tersebut berat membawa buku-buku serta keperluan sekolah lainnya. Mereka disibukkan dengan berbagai kegiatan berbau pendidikan. Belum lagi pulang sekolah ada kegiatan tambahan atau les, seperti les renang, les vokal, les pelajaran, dll. Lalu saya sedih saat berpikir, "Kapan mereka bermain? Kapan mereka ngobrol, cerita2 sama orang tua mereka? Kapan mereka istirahat? Kapan? Kapan?"

Kalau anda menjadi mereka, apa yang akan anda rasakan? Tapi saya rasa bagus juga sih, cuman tubuh mereka serta emosi/psikologis mereka memiliki kebutuhan tersendiri. Pada para orang tua atau saudara anak-anak, saya rasa akan lebih baik bagi mereka apabila kita tidak terlalu menyibukkan mereka dengan berbagai kegiatan diluar jam sekolah. Berikanlah mereka waktu untuk memenuhi kebutuhan mereka sebagai seorang anak, bermain, didongengi sebelum tidur, mengerjakan PR bersama orang tua, mengobrol dengan orang tua, dll. Lalu, hal apa saja yang mungkin terjadi bila mereka tidak mendapatkan kebutuhan mereka sebagai seorang anak?

1. Anak Indonesia pengemban harapan masa depan tentu harus memiliki sikap yang ramah, santun serta sopan. Tapi saya rasa semua itu takkan terwujud/terbentuk apabila anak-anak hanya dibiarkan sibuk dengan kegiatan mereka. Beberapa diantara mereka bisa cenderung sulit bersosialisasi dan lebih mementingkan prestasi. Akibatnya untuk menarik perhatian orang lain mereka bisa dianggap sombong karena memamerkan atau mengumbar prestasi mereka.. sedih kan?


2. Kalau mereka terlalu ditekankan untuk lebih dari orang lain, bisa tertanam dalam pikiran mereka (dan akan terus tertanam sampai mereka dewasa) bahwa segalanya adalah persaingan. Karena itu, harus terus belajar dan lebih unggul dari orang lain. Harus selalu peringkat pertama dan menjadi siswa terbaik di sekolah.Harus ini.. harus itu.. akibatnya semua tertanam hingga mereka dewasa. Hingga mereka bekerja, persaingan selalu dianggap sebagai teman mereka. Padahal siapapun memerlukan bantuan serta kerjasama dari orang lain, termasuk dalam dunia pekerjaan. Apabila mereka menganggap rekan mereka sebagai siangan, mereka tidak akan mau berbagi ilmu, dan setelah besar nanti bisa menjatuhkan teman-teman yang lain atau saat dewasa menjatuhkan rekan kerja secara paksa. Sayang sekali, bagaimana bangsa kita nanti bila anak2 yang akan menjadi pemimpin saling menjatuhkan? T.T

3. Kesehatan mereka. Apabila mereka terlalu sibuk dengan berbagai kegiatan, mereka bisa melupakan kebutuhan mereka seperti sarapan, makan siang, makan malam, akhirnya mungkin ngemil, dll. Semua itu berdampak pada kesehatan mereka. Seperti tas ransel yang berat dan besar bisa membuat mereka bungkuk saat barjalan, gangguan sistem saraf di tulang belakang, gangguan otot, dll. Kalau generasi penerus kita (anak2) pada sakit, gmn bangsa kita nanti?


Jadi, ayo kita berikan anak Indonesia harapan masa depan waktu untuk memenuhi kebutuhan mereka sebagai seorang anak. Begitupun pada para orang tua, saya sarankan agar meluangkan waktu dalam sela kesibukan sehari-hari agar mereka dapat tetap terarah dan terbimbing dan tidak jatuh sebagai seorang koruptor. Jadi, majulah Indonesia beserta anak Indonesia harapan masa depan yang cerdas dan matang! :D

0 comments:

Posting Komentar

Takkan ada kemajuan tanpa komentar..
Mohon komentarnya :D

Seberkas Untaian Kata

Hidup lebih dari sekedar keabu-abuan dari 2 sisi kehidupan, hitam dan putih. Tetapi hidup ini bagaikan spektrum cahaya yang memiliki jutaan warna dan arti. Karena itu sykurilah apa yang menjadi hadiah bagimu. Pepatah mengatakan kemarin adalah sejarah, esok adalah tanda tanya dan hari ini adalah hadiah, karena itu disebut present (dari present tense)

Share & Enjoy

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More